KPU Kudus Berikan Edukasi Pemilih Pemula Kepada Para Santri MA NU Miftahul Falah Cendono
Kudus, Cuannaga.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus memberikan pembekalan kepada para santri pemilih pemula di MA NU Miftahul Falah Cendono Dawe, Rabu (14/9/2022).
Kegiatan pendidikan pemilih pemula tersebut menjadi rangkaian tugas dan fungsi KPU Kabupaten Kudus.
Miftahurrohmah, anggota KPU Kudus membekali para santri MA NU Miffa sebagai pemilih pemula.
Di depan para santri kelas XII, anggota KPU Kabupaten Kudus, Miftahurrohmah mengenalkan hakikat pemilu.
"Pemilu hanya bagian kecil dari demokrasi. Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat. Pemilu diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," jelas Miftahurrohmah.
Menurutnya, pemilu sebenarnya sangat penting bagi rakyat. Pemilu akan menghasilkan para pemimpin yang akan membuat kebijakan negara.
"Rakyatlah yang akan merasakan kebijakan yang dibuat oleh negara. Jadi pemilu juga akan mempengaruhi kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia ke depan," tandasnya.
Oleh karena itu rakyat harus memanfaatkan pemilu untuk memilih para pemimpin yang baik dan amanah serta benar-benar memikirkan rakyat.
Selanjutnya Miftahurrohmah menerangkan empat kategori pemilih. Pertama adalah pemilih pragmatis.
Pemilih pragmatis adalah pemilih yang memilih karena diberi sesuatu. Seperti diberi sejumlah uang, sembako, atau barang lainnya.
"Ini berbahaya. Karena untuk membeli suara itu butuh modal banyak. Mereka yang terpilih itu akan berpikir bagaimana modal mereka bisa kembali. Akhirnya melakukan korupsi," tuturnya.
Kategori pemilih kedua adalah pemilih tradisional. Yaitu mereka yang memilih hanya berdasarkan pilihan orang tua atau suami.
Para pemilih tipe ini tidak tau karakter yang sebenarnya dari calon yang mereka pilih.
"Hanya ikut pilihan orang tua atau suami saja. Karena orang tua pilih A maka ia pilih A. Terkadang ada istri yang takut kalau pilihannya beda dengan suami. Takut dimarahi suami," jelasnya.
Kategori ketiga pemilih cerdas.
Pemilih cerdas adalah mereka yang memilih berdasarkan hati nurani.
Pemilih cerdas tidak hanya sekedar milih. Mereka akan mencari tau partai mana yang sesuai dengan hati nuraninya.
"Pemilih cerdas akan mencari informasi selengkap-lengkapnya tentang calon yang akan ia pilih," jelas Miftahurrohmah.
Sementara kategori pemilih keempat adalah pemilih apatis. Alias golput. Pemilih apatis mengira pemilu tidak ada pengaruhnya terhadap nasibnya.
Bahkan pemilih apatis tidak peduli dengan nasib rakyat dan negaranya. Mereka egois dan hanya memikirkan hidupnya sendiri.
"Mereka berpikir kalau mereka tidak kerja ya mereka tidak bisa makan. Maka pemilih apatis tidak mau berpartisipasi dalam pemilu. Mereka golput. Mereka mengira pemilu tidak ada pengaruh apapun terhadap kehidupannya," katanya.
Mengakhiri acara Miftahurrohmah berpesan kepada para santri MA NU Miftahul Falah sebagai pemilih pemula pada pemilu 2024.
"Jadilah pemilih yang cerdas. Memilih berdasarkan hati nurani. Berdasarkan pengetahuan. Silahkan download aplikasi Lindungi Hakmu Mobile. Atau kunjungi website KPU. Atau silahkan main ke kantor KPU Kudus," pesannya.
Miftahurrohmah juga berpesan agar hati-hati dan bijak menggunakan media sosial.
"Adik2 tidak usah ikut-ikutan share ini itu kalau tidak tau kebenarannya. Harus kroscek informasi yang kita terima di medsos. Jangan sampai kehidupan kita yang sudah harmonis jadi rusak gara-gara pemilu," tegasnya.