Ribuan Santri Cendono Ziarah Makam Muassis Madrasah NU Miftahul Falah

Ribuan Santri Cendono Ziarah Makam Muassis Madrasah NU Miftahul Falah 

Kudus, cuannaga.com - Ribuan santri Madrasah NU Miftahul Falah Cendono memadati komplek makam belakang Masjid Roudlotus Sholihin Cendono, Ahad pagi (29/1/2023).

KH Ahmad Arwan, sesepuh Madrasah NU Miftahul Falah Cendono memberikan mauidhoh kepada para santri dalam acara Ziarah Muassis Madrasah (29/1/2023).

Bersama para kiai dan ustadz para santri putra yang terdiri dari berbagai tingkatan (MI, MTs., MA, SMK) itu melaksanakan tahlilan dan do'a bersama di makam pendiri madrasah. 

Kegiatan ziarah muassis ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari lahir Madrasah NU Miftahul Falah yang ke - 80.

Acara tahlilan untuk muassis serta do'a bersama untuk madrasah dan para santri berjalan dengan penuh ta'dhim.

KH Ahmad Arwan selaku sesepuh madrasah sebelum memimpin do'a berpesan kepada para santri untuk ingat pada madrasah serta memuliakan para guru. 

"Wong sing ngelingi gurune lan mulyakno gurune bakal diparingi kebahagiaan ndonyo akhirat (orang yang ingat gurunya dan memuliakan gurunya akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat)," pesan beliau kepada para santri. 

Dalam kesempatan itu Yi Arwan yang juga ketua Dewan Mustasyar Madrasah NU Miftahul Falah tersebut juga menceritakan sejarah berdirinya madrasah. 

Beliau menceritakan, berdirinya Madrasah NU Miftahul Falah tidak lepas dari para tokoh yang menginginkan berkembanya Islam di Kudus bagian utara terutama di Cendono. 

Di antara tokoh penggagas berdirinya Madrasah NU Miftahul Falah yang disebutkan yaitu KH, Abdul Mukhit, KH Sholeh, KH Nur Salim, KH Abdul Rouf.

Bermula dari KH Abdul Mukhit menyampaikan uneg-uneg kepada karibnya KH Nur Salim tentang nasibnya di Cendono setelah diambil mantu oleh KH Sholeh. 

Intinya KH Abdul Mukhit (ayah dari KH Ahmad Arwan) mengatakan, di kota beliau bersama saudara dan sahabat-sahabatnya sudah mendirikan lahan berdakwah yaitu pondok tashwiquttlullab (Madrasah TBS). Sementara di Cendono belum ada. 

Dari jagongan di atas dadatan di rumah KH Nur Salim tersebut akhirnya keduanya sepakat menyampaikan gagasan KH Abdul Mukhit untuk mendirikan madrasah kepada mertuanya (KH Sholeh). Selanjutnya KH Sholeh meneruskan ide mulia itu kepada ayahnya, KH Abdul Rouf. 

Setelah memberikan pesan kepada para santri dan menceritakan sedikit sejarah awal mula berdirinya Madrasah NU Miftahul Falah, Yi Arwan memimpin do'a yang diamini oleh para santri. 

Acara ziarah muassis dalam rangka Harlah Madrasah NU Miftahul Falah ke 80 ini juga diikuti oleh para alumni yang terhimpun dalam Ikatan Mutakhorijin Miftahul Falah (IMAM). 

Ketua Umum IMAM, HM. Tho'at Muhtar mengaku gembira bisa bersama-sama para kiai dan santri Miftahul Falah melakukan tahlilan dan do'a bersama di makam pendiri madrasah dan para kiai.

Pengasuh Ponpes Duta Aswaja dan juga pendiri SMK Duta Karya itu mengucapkan syukur karena telah berziarah di makam kiai yang sangat ia kagumi, KH Manshur Jaelani.

"Mari kita berusaha memuliakan guru-guru kita selamanya," tulisnya di grup WA IMAM. 


Harlah Madrasah NU Miftahul Falah ke 80 ini menjadi sangat istimewa. Menurut Abrori, sekretaris pengurus madrasah, ada banyak rangkaian acara yang diagendakan pengurus Y@miffa. 

"Mulai Jalan sehat, ziarah muassis, tahtiman Al-Qur'an, hingga pengajian umum," tuturnya. 

Selain itu dari ikatan alumni (IMAM) juga meramaikan Harlah Miffa ke 80 dengan membuat banyak kegiatan dengan Tema "Reuni Akbar dan Harlah Madrasah 80 serta 1 Abad NU"

Kegiatan IMAM tersebut dikemas dalam berbagai kegiatan diantaranya Munas (musyawarah nasional) IMAM II, Seminar Santri Entrepreneur, Bathsul Masa'il, Expo Bazar, serta berbagai perlombaan. 

"Dan satu yang paling istimewa adalah Harlah Madrasah NU Miftahul Falah ini bersamaan dengan momen 1 Abad NU, " kata Abrori. 








Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url