Sunan Muria: Sang Wali Penyebar Islam Penyejuk Gunung Muria
Sunan Muria: Sang Wali Penyebar Islam Penyejuk Gunung Muria
Sunan Muria anggota Walisongo termuda lahir sekitar tahun 1450 yang berdakwah di sekitar Gunung Muria.
Ayokudus.com
Kalau kamu pernah dengar tentang Wali Songo, pasti tahu dong salah satu nama yang sering disebut, yaitu Sunan Muria?
Sosok beliau nggak cuma dikenal sebagai wali penyebar Islam, tapi juga sebagai tokoh yang bijak, rendah hati, dan dekat banget sama masyarakat kecil.
Yuk, kita bahas lebih dalam tentang Sunan Muria!
Nama Asli dan Silsilah
Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Beliau merupakan putra Sunan Kalijaga, salah satu wali yang juga terkenal dengan dakwahnya yang kreatif dan filosofis.
Ibunya adalah Dewi Saroh, yang merupakan putri Syekh Maulana Ishaq.
Dari silsilahnya, Sunan Muria adalah cucu dari Sultan Trenggana, penguasa Kesultanan Demak.
Nggak heran, darah ulama sekaligus pemimpin mengalir dalam dirinya!
Ada versi lain yang mengatakan bahwa Sunan Muria adalah putra Sunan Ngudung dengan istrinya yang bernama Dewi Syarifah
Silsilah Sunan Muria memang menyisakan misteri. Versi mana yang benar tidak ada yang bisa memastikan karena memang tidak ada literasi yang menjelaskan hal ini.
Namun masyarakat banyak yang meyakini kalau Sunan Muria merupakan putra Sunan Kalijaga.
Wilayah Dakwah: Lereng Gunung Muria
Sunan Muria memilih wilayah yang nggak terlalu "gemerlap" untuk berdakwah.
Beliau lebih suka tinggal di pedesaan, khususnya di sekitar lereng Gunung Muria (sekarang wilayah Kudus, Jawa Tengah).
Kenapa di situ? Karena Sunan Muria merasa masyarakat pedalaman lebih membutuhkan bimbingan dan sentuhan keagamaan.
Di sana, beliau nggak cuma mengajarkan Islam sebagai agama, tapi juga nilai-nilai kehidupan yang membumi.
Contohnya, beliau mengajarkan cara bertani, berdagang, dan hidup rukun. Pendekatannya yang sederhana bikin Islam mudah diterima oleh masyarakat sekitar.
Gaya Dakwah Sunan Muria
Dakwah Sunan Muria terkenal dengan pendekatan yang santuy tapi ngena.
Sama seperti model dakwah ayahnya Sunan Kalijaga, beliau sering menggunakan seni, budaya, dan adat istiadat lokal dalam berdakwah.
Misalnya, melalui gamelan, wayang tembang-tembang Jawa, dan kesenian tradisional.
Beliau juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan petani, nelayan, dan pedagang kecil. Nggak heran, dakwahnya diterima luas tanpa ada paksaan.
Warisan Sunan Muria
Sunan Muria meninggalkan warisan yang nggak cuma berupa ajaran, tapi juga tempat yang kini jadi pusat ziarah, yaitu Makam Sunan Muria di lereng Gunung Muria.
Sampai sekarang, banyak orang berziarah ke sana untuk mengenang dan mendoakan beliau.
Oh ya, Sunan Muria juga ikut membantu menyebarkan Islam di berbagai wilayah lain, termasuk Jepara, Pati, dan Kudus.
Nama beliau nggak pernah lepas dari cerita tentang toleransi, keindahan budaya, dan ajaran agama yang damai.
Kesimpulan
Sunan Muria adalah contoh nyata bahwa dakwah bisa dilakukan dengan cara sederhana tapi berdampak besar.
Dengan kearifan lokal, beliau berhasil mengubah masyarakat di lereng Gunung Muria menjadi lebih baik.
Sosoknya menginspirasi kita buat terus menebar kebaikan, di mana pun dan dalam bentuk apa pun.
Gimana, keren banget kan cerita tentang Sunan Muria?
Jangan lupa, belajar dari beliau itu bukan cuma soal sejarah, tapi juga soal bagaimana kita bisa jadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain!
Redaksi